Mengelola Keanekaragaman Angkatan Kerja, Mengelola Pekerja Berilmu
Tantangan-tantangan Baru di Lingkungan Kerja yang Terus Berubah
Seperti yang telah kita lihat, manajer sumber daya manusia menghadapi sejumlah tantangan yang terus bcrlanjut atas usaha-usaha mereka menjaga agar organisasi mereka berisi angkatan kerja yang efektif. Yang lebih merumitkan keadaan, tantangan-tantangan baru muncul seiring dengan perubahan lingkungan ekonomi dan sosial bisnis. Dalam bagian berikut kita perhatikan beberapa persoalan manajemen sumber daya manusia yang paling penting yang dihadapi oleh bisnis dewasa ini.
Serangkaian tantangan sumber daya manusia yang sangat penting berpusat pada keanekaragaman angkatan kerja yaitu kisaran sikap, nilai-nilai, kepercayaan, dan perilaku para pekerja yang berbeda sesuai dengan jenis kelamin, ras, umur, etnis, kemampuan fisik, dan karakteristik relevan lainnya. Di masa lalu, organisasi cenderung berusaha menyeragainkan angkatan kerja mereka. berusaha menjadikan setiap orang berpikir dan berperilaku serupa. Akan tetapi, sebagian karena basil usaha-usaha tindakan afirmadf, banyak organisasi AS sekarang membentuk angkatan kerja yang lebih beragam, meliputi lebih banyak kaum wanita, kaum etnis minoritas, dan karyawan yang dilahirkan di luar negeri dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya.
Gambar 8.3 membantu memperlihatkan fakta perubahan angkatan kerja AS dengan mengilustrasikan perubahan persentase berbagai macatn keloinpok pekerja pria dan wanita, orang berkulit putih, orang berkulit hitam, orang Hispanik, orang Asia, dan sebagainya terhadap jumlah total angkatan keija pada tahun-tahun 1986, 1996, dan (seperti yang diperkirakan) pada tahun 2006. Gainbar itu jelas-jelas memperlihatkan peningkatan keragaman. Pada tahun 2006, menurut para ahli, hampir setengah dari scluruh angkatan kerja terdiri dari kaum wanita dan hampir sepertiganya terdiri dari kaum berkulit hitam, orang Hispanik, orang Asia-Amerika. dan lainnya.
Dewasa ini. banyak organisasi menyadari bahwa mereka tidak hanya harus memperlakukan setiap orang dengan cara yang sama, tetapi juga mereka harus mengakui kepribadian masing-masing orang yang mereka pekerjakan. Mereka juga harus mengakui bahwa keragaman dapat menjadi keunggulan bersaing.12 Sebagai contoh, dengan cara mempekerjakan orang-orang terbaik yang ada dari setiap kelompok, alih-alih mempekeijakan hanya satu atau sedikit keloinpok yang ada, perusahaan dapat mengembangkan angkatan kerja yang berkualitas lebih tinggi. Serupa halnya, angkatan keija yang beragam dapat membawa sejumlah informasi untuk mengatasi masalah dan dapat memberikan pandangan mengenai pemasaran produk-produk kepada konsumen yang lebih beragam. Menurut ketua keragaman angkatan keija IBM: “Menurut kami, penting bagi para pelanggan kami untuk dapat melihat ke dalam perusahaan kami dan melihat orang-orang seperti mereka. Bila mereka tidak bisa ..., prospek mereka untuk menjadi atau tetap bertahan sebagai pelanggan kami akan menurun.”
Mengelola Pekerja Berilmu
Secara traditional, karyawan menambah nilai bagi organisasi bcrkat apa yang mcreka pcrbuat atau bcrkat pengalanian mcrcka. Akan t eta pi, dalam “era informasi” ini, banyak karyawan menambah nilai bcrkat apa yang mcrcka kctahui.Sifat Pekerja Berilmu Karyavvan-karyawan itu biasanya discbut scbagai pekerja berilmu (knowledge workers), dan kctcrampilan yang mcrcka miliki merupakan Viktor utania dalam mcncntukan keberhasilan perusahaan di kemudian hari. Pekerja berilmu, yang mcliputi para ilmuwan komputcr, ahli teknik, dan ilmuwan fisika, memberikan tantangan khusus bagi manajer SDM. Mcrcka ccnderung bekeija dalam perusahaan bcrtcknologi tinggi dan biasanya ahli dalam beberapa dasar ilmu abstrak.
Pekerja Paruh Waktu dan Temporer
Persoalan SDM akhir-akhir ini mclipuci penggunaan pekerja paruh waktu dan temporer. Tentunya, tahun-tahun terakhir ini kita melihat peningkatan tajam dalam penggunaan pekerja seperti itu oleh perusahaan.
Tren Pengkaryaan Pekerja Paruh Waktu dan Temporer.
Dewasa ini.jumlah pekerja paruh waktu dalam lingkungan kerja telah meningkat pesat. Pekerja paruh waktu (contingent 11vrA.Tr) adalah scscorang yang bekerja untuk perusahaan bukan sebagai karyawan permanen atau purnawaktu. Kategori pekerja temporer meliputi kontraktor independen, pekeija on-call (datang pada saat ditelepon), karyawan temporer (biasanya dipekerjakan melalui badan-badan dari luar perusahaan), serta karyawan yang dikontrak dan disewa. Kategori lainnya adalah pekeija paruh waktu. Raksasa penyediajasa finansial Citigroup, misalnya. banyak menggunakan agen penjualan paruh waktu untuk mendapatkan nasabah barunya. Sekitar 10 persen dari angkatan kerja AS saat ini menggunakan salah satu bentuk alternatif hubungan pekerjaan itu. Akan tetapi. para ahli berpendapat bahwa persentase itu bertambah secara konsisten.
Mengelola Pekerja Paruh Waktu dan Temporer Mengingat semakin banyaknya penggunaan pekerja paruh waktu dan temporer. para manajer SDM harus memahami cara penggunaan karyawan seperti itu secara efektif. Artinya, mereka perlu mcmahami cara mengelola pekerja paruh waktu dan temporer.
Salah satu kuncinya adalah perencanaan yang cermat. Walaupun salah satu manfaat penggunaan pekerja paruh waktu adalah fleksibilitas, penting pula untuk mengintegrasikan pekerja itu ke dalam lingkungan yang terkoordinasi. Organisasi sebaiknya tidak memanggil pekerja secara sporadis, tanpa pemberitahuan sebelumnya, melainkan harus berusaha memanggil pekeija dalam jumlah tertentu sclama jangka waktu tertentu. Kemampuan melakukan hal seperti itu berasal dari perencanaan yang cermat.
Kunci kedua adalah memahami pekerja paruh waktu serta menyadari keuntungan dan kerugian atas kehadiran mereka. Dalam hal itu, organisasi harus menyadari apa png dapat dan tidak dapat diraih dari penggunaan pekeija paruh waktu dan temporer. Berharap tcrlalu banyak dari pekerja seperti itu, misalnya, merupakan hal yang salah yang scharusnya dihindari oleh para manajer.
Ketiga. para manajer harus secara cermat menilai biaya penggunaan pekeija paruh waktu. Kita ketahui sebelumnya bahwa banyak perusahaan mcncrapkan tindakan seperti itu untuk menghemat biaya tenaga kerja.